Sunday, June 06, 2010

STRES dan PELARIAN



Sebenarnya bukan karena apa-apa saya menuliskan ini. Karena teringat percakapan antara saya dan dua teman bodoh saya (hahah, maaf, canda men) beberapa saat lalu. Malam itu kedua teman saya, sebut saja si X dan si Y yang notabene berlainan jenis kelamin dengan saya, terlibat suatu pembicaraan konyol. Memang sebenarnya pembicaraan antara kami hanya seputar hal-hal konyol tak tentu arah. Tapi jujur saja jika saya mencerna kembali semua percakapan yang begitu saja mengalir, saya mulai mendapat pelajaran-pelajaran ringan yang terkadang malah terlupakan.

Pada awalnya entah bagaimana teman saya si X melakukan sesuatu yang benar-benar mengejutkan. Tapi sebenarnya mungkin itu hal biasa tapi entah bagaimana saya begitu terkejut saat itu.

saya : "hah, kok gitu deh??"

Si X : "stres men, jangan gtu dong ngliatnya.."

saya : "tapi kan gag harus gtu, stres kenapa??"

Si X : "banyak pikiran"

saya : "klo banyak pikiran kenapa gag cerita"

Si Y : "sebenarnya hal kayak gini wajar men. Jadi kayak semacam pelarian gitu. Dan mungkin ini cara dia."

saya : "maksud lo ??"

Si Y : "seumpama ada orang ***** trus lo nanya, knapa dia kayak gtu, trus orang itu jawab buat ngilangin stres. Mungkin dengan cara itu dia bisa tenang. Jadi tiap orang punya cara sendiri, meskipun menurut lo salah, tapi itu cara dia."

saya : "iya sih.. tapi kan gak harus kayak gini.."

Mungkin itulah secuplik percakapan yang saya ingat. Yaa, memang benar bahwa tiap orang punya cara sendiri untuk menghilangkan stres. Mereka punya pelarian sendiri. Dan sebagai manusia pribadi seseorang tak mempunyai hak untuk memaksa orang lain menentukan bentuk pelarian yang dipilih. Karena mungkin saja orang lain akan tersinggung dan tak terima. Tapi jika hanya sebatas memberikan saran, menurut saya itu bukan sebuah kesalahan. Bukankah setiap orang memang membutuhkan saran ???

Saya sempat memikirkan ini beberapa saat. Lalu terfikir tentang sesuatu, tentang pelarian saya, dan untung saja, pelarian yang saya pilih masih sesuatu yang sangat wajar. Ya, saya memilih menulis sebagai pelarian jika saya stres. Hahah, sederhana sekali memang, tapi begitulah adanya. Memang benar dengan begitulah saya merasa nyaman. Terkadang malah saya bisa teringat akan pelajaran hidup yang terlupakan dengan membaca tulisan-tulisan saya yang dulu.



Untuk teman saya si X dan mungkin teman-teman saya yang lain, bukankah hidup itu pilihan ?? Bahkan untuk sebuah pelarian pun kita harus memilih. Lalu kenapa tidak memilih sesuatu yang tak merugikan ?? terutama untuk diri sendiri. Saya tak bermaksud menggurui, hanya ingin berbagi, dan bukankah hidup ini akan begitu indah jika kita saling berbagi ??


No comments:

Post a Comment