Wednesday, October 24, 2012

SEMANGAT UJI :)


Ya, begitulah. Kondisi badan sedang susah ditebak. Tau-tau ngedrop sendiri. Tau-tau tepar. Tau-tau sakit kepala. Tapi ya beginilah. Life must go on. Amanah tetap meminta pertanggungjawaban. Sakit pun seharusnya bukan menjadi sebuah alasan. 

Hari senin kemaren, anak-anak KAMMI Edu (adek2 TPA) yang menjadi 'korban' kondisi saya ini. Karena kepala saya benar-benar tidak bisa diajak kompromi, akhirnya mereka saya liburkan hari senin lalu. Beberapa jam awal setelah meliburkan mereka, saya masih merasa tindakan saya benar. Tapi malamnya, saya mulai berfikir dan merasakan bahwa saya telah membuat sebuah keputusan salah.

Pagi hari ketika kondisi saya sudah membaik, saya membuka fb dan menemukan status ini


Sepertinya ada yang datang ke KAMMI Edu hari itu, dan pastinya adek2nya juga datang. Campur aduk perasaan saya ketika membaca status itu. Harusnya saya berusaha mencarikan pengganti, bukan malah meliburkan. Harusnya saya menyadari, 1 hari tak mengaji maka akan banyak ilmu yang terbuang. Harusnya saya tak mendahulukan kepentingan saya. Harusnya saya bisa sedikit lebih kuat menahan sakit dan tetap mengajar saat itu.

Tapi mau bagaimana lagi. Semua sudah berlalu. Dan akhirnya selama 3 hari ini saya harus membayar kecerobohan saya. Semoga saja, saya bisa lebih adil pada diri sendiri, jadi badan ini bisa terus diajak berkompromi :)



Sebuah Percakapan Ba'da Isya

Akhirnya, sebuah percakapan semacam ini terjadi lagi. Antara aku dan bapak, malam ini setelah aku pulang dari kampus dan iseng-iseng sms

"ibu, bapak, besok bangunin aku sahur ya :)"

Mungkin hati kecil ibu saya terketuk mendapat sms dari anaknya yang dikiranya akan sahur sendirian esok pagi hehe. Langsung saja ibu telvon dan dengan serentetan pertanyaan, sahur apa, sama siapa, udah beli makanan belom dan segala jenis pertanyaan yang sepertinya efek dari kekhawatiran.

Tapi bukan itu intinya hehe. Selepas mengobrol ringan dengan ibu, saya terlibat pembicaraan serius dengan bapak. Mungkin seperti inilah cuplikan obrolan saya dengan bapak


A : Bapak aku mau nanya deh
B : Apa ?
A : Bapak, aku sebenernya bener gak sih kayak gini ?
B : Gimana ?
A : Aku kan kuliah, tapi aku aktif juga di organisasi. Ya kasarnya, sebut saja aku tuh A*K. Bapak taulah maksudku. Tapi aku tuh takut sama akademisku. Alhamdulillah sih IPK aman, tapi kemampuanku gak kayak temenku lain yang konsentrasi ke akademis.
B : Itu yang jarus dikoreksi. Harusnya orang yang sibuk tuh yang lebih berhasil.
A : Iya, tapi temen2ku sibuk juga, cuma mereka fokusnya beda, lebih ke akademis. Bahkan disini beritanya kebanyakan A*K prestasi akademisnya gak bagus2 amat. Meskipun ada juga orang-orang yang cemerlang, yang bisa bagus di dua-duanya.
B : Ya, kamu jangan mau jadi bagian dari kebanyakan dong. Udah tau yang kebanyakan kayak gitu.
A : Iya, bener juga sih. Tapi..
B : Makanya kamu harus bisa buktiin. Kalimatmu tadi tuh dikoreksi. Orang sibuk tuh harusnya yang lebih cemerlang. Kalo kamu ngerasa udah sibuk, tapi akademis gak bagus juga, itu pasti ada yang salah. Kamu harus bisa benerin.
A : Iya bapak, aku ngerti :') Tapi bapak setuju kan dengan aku sekarang ?  Aku masih suka belajar banyak hal di luar bangku kuliahku. Bapak setuju kan dengan jalan yang aku ambil ?
B : Iya, gak apa2 lah, setuju kok, tapi kamu harus bisa buktikan itu tadi.
A : Ya, Insya Allah :)

Dan setelah obrolan itu, saya seperti mendapat semangat baru. Saya tau apa yang harus saya lakukan. Dan pilihan itu ada di tangan saya, mau jadi seperti apakah saya esok hari.

Bapak, terimakasih :')
Aku sering lupa jika aku mempunyai orang untuk tempat bersandar yang cukup kuat. Aku punya orang yang selalu menerimaku dalam kondisi apapun. Orang yang mengajariku bagaimana aku harus melangkah. Orang yang mengajariku untuk tetap berani dan tegar. Ya Allah, terimakasih telah menghadirkan bapak dihidupku :)

Bapak, juara satu seluruh dunia :)

Tuesday, October 09, 2012

Cinta dan K**M*


Kali ini memang tentang cinta
cinta yang tumbuh pelan-pelan tanpa aku sadari
cinta yang menyelinap hangat di sela rongga hatiku
memberikan sesuatu yang sejujurnya,
belum pernah aku rasakan sebelumnya

Cinta ini benar-benar menuntut akan sebuah totalitas
membutuhkan pengorbanan yang besar
menguras perasaan
membuatku tak lagi bisa mengenali diriku

Kadang rasa ini membuatku melambung begitu tinggi
merasakan bahagia yang tak terkira
tapi kadang membuatku hancur berkeping-keping
merasakan duka yang begitu mendalam

memang benar adanya
kehidupan tak pernah ada pada titik yang sama
mungkin kini aku dan kamu harus merasakan perubahan titik itu
cinta kita diuji
apakah kesetiaan ataukah mundur pelan-pelan

mungkin kita bukanlah siapa-siapa
kita hanya pemilik cinta yang tak pernah tau awalnya
kita hanya mengikuti alurnya tanpa bisa menolak
karena kita sama-sama tak tau bagaimana membuang cinta itu

sekarang kita terjebak dalam cinta yang sama
berteman dengan pengorbanan, perasaan dan perjuangan

kau,teman seperjuangan
mari kita jaga cinta ini
karena aku tak tau harus bagaimana lagi
kita bungkus rapat dengan iman
hingga akhirnya bisa kita wariskan

maaf jika terkadang aku tak ada di sela-sela lelahmu
maaf jika terkadang ada ucapanku yang menyakiti
maaf jika terkadang aku tak tau bagaimana harus bersikap
maaf jika terkadang aku terlalu asik dengan duniaku
maaf jika terkadang aku melupakan amanahku

kita ada untuk saling melengkapi
tak ada yang perlu kita takutkan
kita berada dalam satu ikatan
dan Allah bersama kita
jadi bukankah kita tak perlu takut pada siapapun dan apapun ?